Habis


Aku tau kok ini bukan satu-satunya jalan. Aku tau kok ini bukan akhir dari segalanya. Tapi aku ini manusia loh, anak lahir, bukan boneka kalian.

Aku sampai ga bisa nulis ini pakai kalimat kias favoritku. Aku sampai ga bisa ngungkapin perasaanku pakai rasa lagi karena terlalu sakit.

Tiap keinget jadi siksa. Tiap keinget jadi siksa. Tiap keinget jadi siksa. That biggest lie i have ever said a month ago, "Aku nggak mau sekolah lagi, males belajar".

Aku nggak pernah minta harta, nggak sama sekali. Aku nggak butuh kemewahan itu. Sama sekali nggak butuh. Aku belum perlu menghabiskan uang untuk pesta semalam. Itu bahkan tidak ada dalam pikiranku loh.

Aku cuma mau sekolah, sesuai dengan apa yang aku impikan dari 7 tahun lalu. Yang selalu tertunda karena aku harus memperhitungkan 1 banyak hal. Aku belajar menghitung kesempatan bahkan u/ masa 3 tahunku ke depan dulu. 2 tahun lalu aku memperhitungkan u/ hari ini.

Aku cuma mau sekolah sesuai mampuku, sesuai peti yang kupendam dalam tanah. bahkan jika harus mengorbankan tidurku.
Peti pendaman itu kalau jadi tembok akan roboh, jadi roda akan hilang. Jadi aku mau pakai itu untuk mengisi otakku.

Harusnya tahu, aku selalu bilang tidak ke setiap tawaran bukan karena aku nggak mau, karena aku nggak butuh. Aku mau, dan butuh sekolah, yang aku usahakan sejak 2 tahun lalu. Meleset dari perkiraan juga wajar. Bodoh memang aku, makanya mau pintar. Bodoh memang aku, harusnya aku nggak usah sekolah dari dulu. Harusnya aku nggak pernah sekolah sampai kemarin. Harusnya aku kejar mimpiku langsung terjun tanpa sekolah.

Harusnya aku emang nggak pernah sekolah dan lahir untuk jadi anak saja, bukan manusia. Kalau manusia boleh bermimpi dan mewujudkan impiannya. Kalau anak ya jadi anak, makhluk hasil kawin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5, 6, 7